Senin, 26 Juli 2010

Meracau



Mataku terbuka. Kulihat jam di handphone. Yah, aku ketiduran setengah jam lebih lama. Harusnya aku bangun setengah empat. Rencanaku berangkat setengah enam ke Kebun Raya. Namun itu tidak terlaksana. Aku baru meninggalkan kost pukul 6 pagi.

Semoga cuaca cerah.

Dan benar, cuaca hari itu cerah. Huahahaha... Aku pengen tertawa selebar-lebarnya karena gembira. Tetapi perutku belum terisi benar. Aku agak kuatir kalau aku tidak sarapan. Lagi-lagi aku menyesal. Seandainya aku bangun lebih pagi.

Langkahku agak berat, dan aku lapar. Mungkin tasku berbobot 15 kilogram. Hari itu aku agak serakah. Aku membawa peralatan memotret, kertas dan alat untuk sketsa, serta majalah. Namun, kemudian aku menyesal karena aku membeli Kompas di jalan. Sebenarnya aku tidak butuh koran itu. Huh, menambah berat saja. Aku berniat hunting, sketching, dan nonton pameran di tiga tempat yang berbeda.



Setelah masuk kebun raya, aku bilang pada temanku untuk keluar sarapan. Aku harus mengisi energi sebelum mengitari kebun seluas ... itu. Membayangkan aku lapar di tengah jalan pun aku sudah panik. Tanganku bisa-bisa tremor kalau aku tidak sarapan.

Di luar pintu Kebun Raya aku menemukan penjual bubur, mi ayam yang belum buka, gorengan, serta minuman. Bleeehhh.... bubur ayamnya asiiiiiin banget. Tanpa diperiksa di laboratorium pun aku merasa natrium itu seakan meracuniku. Duuuh, ningkatin tekanan darah dah, merusak ginjal lah... jadi horror sendiri.



Dari sugesti diri sendiri itu, aku jadi mual. Mau nggak dimuntahin kok mual mlulu, tapi kalau dimuntahin kok sayang. Aku bilang pada diriku kalau perasaan mual itu hanya karena pengaruh pikiranku yang jahat. Jahat karena mungkin terlalu banyak membaca majalah kesehatan.

Gimana ya, aku selalu nggak cocok sama makanan di DEPAN KEBUN RAYA BOGOR. Beneran! Aku udah punya bad feeling bahwa aku tidak menemukan sarapan yang tepat di Kebun Raya. Aku bukanlah orang yang rewel soal makanan. Tapi soal makanan di depan Kebun Raya itu memang bukan jodohku kayaknya.


Beberapa hari yang lalu aku menulis di Plurk kalau semoga tanggal 24 Juli lalu aku bisa sketching bareng di Surapati. Dan, ternyata hari itu Indonesia’s Sketcher dimuat di Kompas... huhuhu... T-T. Namun, karena Sabtu itu pula hunting burung pertamaku, yaaa... aku lebih beratin ke hunting-nya saja.


Rencana awal aku cabut dari Kebun Raya pukul 11, terus ke Surapati, terus ke Galeri Nasional. Tapi apa boleh buat, rencana tinggal rencana. Ternyata sampai pukul 2 siang waktuku habis untuk mondar mandir dan leyeh-leyeh di Kebun Raya. Pulang sampai kost pukul 5 sore... Maceeeet.... Maklum malem minggu.

Aku dan temanku mengitari kebun raya dari pukul 7 sampai 12 siang. Dan burung yang kudapatkan cuma kutilang, ciblek, cabe (mini dan blur), serta koak (yang emang selalu nangkring di danau istana).

Peserta yang ikut hunting menurutku tidak begitu banyak. Ya kalau banyak repot juga sih. Jangankan dapet foto, bisa-bisa burungnya kabur semua.


Aku jauh dari puas dengan hasil jepretanku. Pertama, teknik mengambil spot yang oke juga gagal. Kedua, aku kurang telaten mengendap-endap. Ketiga, males nunggu dan pakai tripod yang bener (karena memang nggak ada). Intinya aku pengen kapan-kapan hunting sendiri di Kebun Raya lagi.***

2 komentar: