Kamis, 24 Juni 2010

Tips Fotografi Toto Santiko Budi

Facebooker mania kebanyakan orang-orang narsis. Kalau tinggal di jakarta, tentu tak melewatkan pernah berfoto di Museum Fatahillah. Sembari ber-narsis ria, alangkah baiknya perhatikan juga objek-objek di sekitar. Siapa tahu menemukan angle foto yang menarik. Cermat menangkap angle-angle unik adalah salah satu langkah menuju fotografer handal.

Angle-angle unik itu tergambar ketika Tiko menunjukkan hasil-hasil jepretannya di sekitar kota tua. Salah satunya pemandangan stasiun beos di pintu mobil. Semua orang tahu itu stasiun kota, namun cara fotonya membuat orang bertanya-tanya bagaimana cara menghasilkan foto tersebut. Efek gerakan langkah anak di museum mandiri juga membuat suatu foto tampak berbeda. Dari situ tergambar bahwa selain angle, Tiko juga memperhitungkan momen.

Jangan malu mondar-mandir untuk mendapatkan angle yang unik

Menurut Tiko, saat ini kamera apapun bisa menghasilkan foto yang baik. Baik digital biasa maupun digital SLR. Yang penting, bagaimana orang itu dapat menangkap momen dan angle yang unik. Namun tentu saja, apapun kameranya, kuasai terlebih dahulu feature-feature yang terdapat dalam kamera. Sehingga, kita tahu mode apa yang terbaik untuk digunakan pada momen tertentu.

Untuk mendapat momen dan angle yang unik, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah survey. Periksalah seperti apa tempat yang ingin kita datangi. Ada kekhususan apa di tempat itu. Bisa juga intip foto-foto yang sudah ada di internet. Dari situ, kita lihat apakah ada angle unik yang bisa kita tangkap lebih jauh. Tips lainnya:
  • Bawalah perlatan kamera yang ringkas dan minim. Lebih sedikit peralatan, kita akan lebih berkonsentrasi mengamati objek. Selain itu kita juga tidak melulu kuatir ada peralatan yang tertinggal.
  • Untuk keperluan majalah, angle objek yang diminta adalah objek keseluruhan, detail, dan medium—tidak terlalu close up. Tambahkan juga angle-angle unik yang ada.
  • Untuk mendapatkan momen dan angle unik, cobalah banyak berjalan dan mengitari tempat itu.
  • Hindari malu mondar-mandir.
  • Hindari terlalu banyak mengandalkan zoom. Dekati objek itu! Efek yang dihasilkan antara zoom dan pendekatan secara langsung berbeda.
  • Periksalah apakah tempat yang kita datangi perlu ijin untuk memotret.
  • Selain kamera SLR, bawa juga kamera saku. Pasalnya, ijin untuk kamera saku lebih longgar. Kadang kamera saku juga lebih bisa menangkap momen alami, karena objek tidak terlalu sadar untuk difoto. Selain itu, ada kalanya membawa kamera SLR di kenai biaya, berbeda dengan kamera hp atau digital biasa.***

Untuk tahu lebih banyak tentang Toto Santiko Budi bisa dilihat di
http://indokumenter.carbonmade.com/
http://www.indokumenter.com/
Terimakasih pada Love Our Heritage yang menyelenggarakan workshop tersebut. Facebook : love our heritage.

Foto: Kiki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar