Selasa, 22 Juni 2010

Bersosialisasi di Kuburan

Sebenarnya hari minggu lalu saya lebih suka bermalas-malasan di kost-an. Membaca buku atau menggulung diri. Namun, kadang suatu acara terlalu sayang untuk dilewatkan. Weekend ini, walaupun sabtunya saya ngantor (plis deh), saya tidak mau melewatkan acara hari minggu.
Walaupun:
- Menghabiskan waktu setidaknya 3 jam di perjalanan.
- Harus bangun pagi (Jam 6 bo’, karena acaranya jam 9)
- Mengeluarkan ongkos yang lumayan (senilai sapo tahu di tempat Engkoh).

Itu karena saya harus memaksakan diri mengangkat pantat dan melangkahkan kaki dari kasur nan nyaman untuk: bersosialisasi.

Dari Mekarsari saya naik T11 dan menuju slipi dengan bus P6 dari Pasar Rebo. Setelah turun dari bus P6, kebetulan, ada mbak-mbak baik hati yang berniat membantu saya. Mungkin karena melihat muka saya linglung.

“Mbak mau ke mana? Kalau JDC itu lho, di situ, nyeberang,” ujar Mbak yang berkerudung pink itu. Dikiranya saya mau ke Jakarta Design Centre karena tadi saya minta turun di situ sama kernet P6.
“Mau ke Petamburan mbak,” jawab saya.
“Petamburan mana, banyak lho Petamburan. Petamburan bla bla bla?” tanyanya nyerocos.
“Kata temen saya, Hotel Santika sana lagi mbak,” kataku menerangkan.
“Owh, kalo gitu naik angkot itu bareng saya aja,”
“Oh makasih mbak,”
Di perjalanan...
“Mbak mau turun mana?” tanya Mbaknya.
“Kuburan mbak,” jawab saya.
“Haaah? Kuburaaan?”

Melihat Mbak-nya kaget saya baru nyadar. Lho, saya weekend-an di kuburan lagi toh? Soalnya, bulan lalu saya juga berakhir pekan di kuburan pula, yaitu di Museum Taman Prasasti. Bos saya kalau tahu saya weekend-an di kuburan pasti juga syok:
“Apaaaah? Nyari cowok di kuburaaaan?”

Pagi itu saya berniat menghadiri acara workshop fotografi di Petamburan. Acara itu juga bertepatan dengan acara sosialisasi di Mausoleum OG Khouw. Dengan naik T11-P6-M09 sampailah saya di TPU Petamburan. Ya, mausoleum memang berlokasi di kuburan. Namanya juga mausoleum—bangunan megah untuk melindungi makam.



Hari itu baru pertama kali saya melihat Mausoleum OG Khouw. Sebelumnya, saya melihat gambarnya dari foto karena pernah diminta untuk membuat gambarnya. Ketika menggambar, saya berkeyakinan, saya harus ke sana dan melihatnya langsung. Walau tampak sederhana, bangunan itu pasti mempunyai detail yang lebih rumit. Dan benar, bangunan itu tampak jauh lebih megah di kenyataan.

Melangkah di mausoleum, banyak hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan. “Oh, ada ini toh, ada itu toh,”
Belum lagi mendapatkan tur gratis keliling kuburan. Sebagian berisi kuburan-kuburan orang terkenal. Lagi-lagi saya ber oh-oh. Takjub dan kagum.

Di perjalanan pulang saya berpikir. Saya rasa minggu-minggu berikutnya saya tidak begitu malas untuk mengangkat pantat dan melangkahkan kaki dari tempat tidur yang nyaman. Hmm... semoga minggu depan bisa weekend-an lagi :)

2 komentar:

  1. weleh...ketagihan neng kuburan to?? hehehe
    btw ceritanya asik, jadi kutunggu cerita2 berikutnya

    BalasHapus
  2. Weh, ga ketagihan. Tapi acaranya emang disitu, hehehe.

    BalasHapus