Selasa, 02 Maret 2010

Tanam Durian Tumbuh Jamur





Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkah kayu dan batu jadi tanaman....


Lirik di atas saya ambil dari lagu Koes Plus yang berjudul Kolam Susu. Lagu itu menceritakan betapa suburnya alam Indonesia. Bahkan batu pun bisa jadi tanaman. Sayangnya, ungkapan itu tidak berlaku terhadap biji durian yang saya tanam di kost.

Beberapa minggu lalu, saya mendapatkan durian unik yang ingin saya tanam. Buat koleksi saja sih. Beberapa bijinya sengaja saya simpan, dan sisanya saya coba tanam sendiri. Kebetulan saya mempunyai pot bekas nepenthes yang mati. Rencananya pot tersebut akan saya isi media yang saya beli di toko tanaman terdekat. Untungnya, teman kantor saya mempunyai sisa media yang boleh saya minta.

Esoknya, saya tanam biji Durio oxleyanus di pot yang saya siapkan. Sebelumnya biji direndam beberapa jam agar memicu perkecambahan. Setelah direndam, durian ditanam di media yang lembap. Karena tidak tahu posisi biji yang tepat dalam pot, bijinya divariasi letaknya. Ada yang menancap separuh, ada yang diletakkan horisontal, dan lain sebagainya. Berikutnya, tinggal saya tunggu sampai biji mulai berkecambah.

Praktek menanam biji durian tersebut saya ambil dari sebuah buku. Setelah daging durian dimakan, biji dibersihkan dari kotoran atau daging buah yang menempel. Cuci bersih bijinya, kemudian diangin-anginkan selama beberapa hari. Setelah itu biji siap ditanam dengan terlebih dahulu direndam dengan fungisida selama beberapa jam. Hanya saja, saya malas menggunakan fungisida karena bahan kimia. Oleh karena itu, biji saya rendam saja dan langsung saya tanam.

Sekitar satu minggu, biji itu agak saya terlantar karena banyak kegiatan. Namun, media tetap saya siram sampai cukup lembap. Beberapa hari kemudian... Taraaaaaaa...... Saya dapatkan dua biji durian tersebut ditumbuhi jamur mirip jamur kuping. Sayangnya biji berjamur tersebut lupa saya foto. Dengan dongkol saya buang biji yang berjamur tersebut.

Atas saran teman, sebaiknya saya letakkan biji tersebut ke tempat yang lebih bercahaya. Hal itu masuk akal dilakukan karena mungkin media terlalu lembap. Saya turuti saran itu keesokan harinya. Seminggu kemudian saya tunggu, dan.... belum ada hasilnya juga. Biji tersebut ogah berkecambah sama sekali. Saya kesal. Kok bisa tidak berkecambah juga?

Karena belum berkecambah, teman saya malah ikut nimbrung untuk menanam dua bawang merahnya. Bawang merah tersebut adalah bumbu masakan di kost yang lama tidak dimasak sehingga berkecambah. Tanpa perawatan pula... Sigh....

Bawang merah dan biji durian ditanam dalam satu pot.
Biji durian belum berkecambah sama sekali.

NB: teman saya beranalisis bahwa biji durian yang saya tanam kurang tua:(


5 komentar:

  1. biji durian itu belum mati... karena itu ada istilah mati satu tumbuh seribu... jd kl mo nanam biji usahakan bijinya harus bener-bener mati/kering...

    BalasHapus
  2. Jangan putus asa. Tunggu lebih lama. Btw, biji yang kamu bawa ke Jogja itu malah dibuang, habis gak tahu itu biji apa seh.

    BalasHapus
  3. biasanya kalo nggak disengaja malah mo tumbuh kok hehehehe. abaikan aja :D

    BalasHapus
  4. @Budi: Huehehe... Sepertinya biji itu kurang lama saya angin2kan ya?
    @Niken: Iya, tidak putus asa kok :D
    @Indolife: Yuuup... apalagi plus ditambah guyuran air cucian....

    BalasHapus
  5. jadi kabar duriannya gimana? masih lanjutkah? ada banyak biji durian nih dirumah

    BalasHapus