Kenikmatan hari minggu pagi adalah:
a. Nongkrong di warung nasi uduk
b. Membahas koran hari minggu
Oleh karena itu, walau siangnya saya pergi dan teman saya liputan, kami menyempatkan ritual nongkrong itu. Sebelum saya sempat membaca kolom samuel mulia, ternyata teman saya sudah mendahului. Coba dengar, katanya.
Teman saya membacakan artikel tersebut. Kami tertawa terbahak-bahak. Tumben nih, menarik. Karena pendapat saya, akhir-akhir ini kolom Samuel kurang menarik. Terakhir yang saya ingat menarik yang berjudul ‘harta’.
Artikel yang kami bahas hari itu mengenai cemburu. Si Samuel—yang belum jadian—mengaku cemburu kepada calon pasangannya. Pasalnya, walau belum jadian ia tertarik ke mana dan setiap hal yang ingin calon pasangannya lakukan. Lha, belum jadian kok sudah diliputi cemburu? Kemudian Samuel menganalisis mengapa dia begitu pencemburu.
Alasan pertama karena
a. Sudah lama tidak memiliki hubungan cinta, sehingga ia mudah panik karenanya.
b. Menyadari bahwa ia memang pencemburu. Untuk itu ia ingin belajar mempercayai orang lain. Trust itu penting.
Untuk itu, dia juga menanyai kepada temannya yang mempunyai hubungan lebih dari 13 tahun. Apakah ia memiliki rasa cemburu?
“Pasti ada cemburunya, tetapi aku sih realistis saja. If you feel secure, mengapa harus cemburu?”
Ternyata Samuel merasa tidak secure. Itu karena menurutnya:
a. Secara fisik saya tidak tampan
b. Secara kekayaan saya tidak kaya
c. Secara jiwa saya ini ceplas-ceplos yang membuat orang keder.
“Jadi, kalau ada yang mencintai saya, saya malah jadi curiga, bagaimana dengan kualitas macam itu ada yang mencintai saya. Saya tidak pernah secure, dengan demikian saya tak pernah percaya, maka saya cemburu.”
So, do you feel secure?
Tanya teman saya sambil tertawa terbahak-bahak.
a. Nongkrong di warung nasi uduk
b. Membahas koran hari minggu
Oleh karena itu, walau siangnya saya pergi dan teman saya liputan, kami menyempatkan ritual nongkrong itu. Sebelum saya sempat membaca kolom samuel mulia, ternyata teman saya sudah mendahului. Coba dengar, katanya.
Teman saya membacakan artikel tersebut. Kami tertawa terbahak-bahak. Tumben nih, menarik. Karena pendapat saya, akhir-akhir ini kolom Samuel kurang menarik. Terakhir yang saya ingat menarik yang berjudul ‘harta’.
Artikel yang kami bahas hari itu mengenai cemburu. Si Samuel—yang belum jadian—mengaku cemburu kepada calon pasangannya. Pasalnya, walau belum jadian ia tertarik ke mana dan setiap hal yang ingin calon pasangannya lakukan. Lha, belum jadian kok sudah diliputi cemburu? Kemudian Samuel menganalisis mengapa dia begitu pencemburu.
Alasan pertama karena
a. Sudah lama tidak memiliki hubungan cinta, sehingga ia mudah panik karenanya.
b. Menyadari bahwa ia memang pencemburu. Untuk itu ia ingin belajar mempercayai orang lain. Trust itu penting.
Untuk itu, dia juga menanyai kepada temannya yang mempunyai hubungan lebih dari 13 tahun. Apakah ia memiliki rasa cemburu?
“Pasti ada cemburunya, tetapi aku sih realistis saja. If you feel secure, mengapa harus cemburu?”
Ternyata Samuel merasa tidak secure. Itu karena menurutnya:
a. Secara fisik saya tidak tampan
b. Secara kekayaan saya tidak kaya
c. Secara jiwa saya ini ceplas-ceplos yang membuat orang keder.
“Jadi, kalau ada yang mencintai saya, saya malah jadi curiga, bagaimana dengan kualitas macam itu ada yang mencintai saya. Saya tidak pernah secure, dengan demikian saya tak pernah percaya, maka saya cemburu.”
So, do you feel secure?
Tanya teman saya sambil tertawa terbahak-bahak.