Senin, 06 Desember 2010

Ngidam si Dingin-dingin Empuk

Saya suka es krim dan mochi. Kalau keduanya digabungkan, menurut saya itu penemuan luar biasa. Lebih dari penemuan cat teknologi nano pesawat tempur siluman.

Hal yang saya anggap luar biasa itu ternyata sudah lama dilakukan. Minimal, menurut catatan yang ditulis di Kompas, mochi berisi eskrim sudah dikenal pada 1981. Produsennya grup pusat belanja dan makanan asal Jepang serta Korea.

Setelah melihat Kompas Minggu, hasrat saya semakin menggebu ingin melahap mochi es krim itu. Pasalnya, sejak dimuat di Nova, saya memang memimpikan untuk merasakan ‘mochiskrim’ itu. Dalam pikiran sudah ada rasa yang wajib saya pesan: green tea. Omong-omong, saya memang paling suka es krim rasa teh hijau.

Mochiskrim rasa Green Tea dan Banana Bannofee Pie di Mochilla, Grand Indonesia.

Sebenarnya, saya lebih ingin mengunjungi Mochewy, gerai mochi es krim yang digarap 3 mahasiswa Prasetya Mulya yang ada di Benda 60 Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Bukan apa-apa, tetapi yang jelas saya pikir lebih miring harganya. Tapi apa dikata, sore itu saya lebih dekat ke lokasi Mochilla di Grand Indonesia. Daripada ngidam tak tertahankan, saya memilih ke Grand Indonesia \^o^/

Di gerai Mochilla yang terletak di lantai 3A, saya melihat gerombolan anak-anak ABG berkerumun. Wah, peminatnya banyak nih. Apa karena kompas minggu-kah? Anak-anak muda itu berkerumun di depan display yang memajang gundukan-gundukan mochi warna-warni. “Ini isi es krim Mbak?” tanya saya menegaskan. Takut salah pilih. Hehehe....

Gerai Mochilla, dipadati pengunjung remaja (berarti termasuk saya juga remaja... ^^).

Kalau yang lain beli 6—12 buah, saya beli 2 buah saja. Saya mencicipi rasa green tea dan Banana Bannofee Pie. Yang pertama rasanya khas green tea kesukaan saya. Sedangkan di dalam mochi yang kedua berasa ada pisang di dalam es krimnya. Sayangnya, setelah digigit harus langsung dihabiskan, karena gampang lumer.

Gerai yang selalu ramai oleh remaja itu (minimal di hari Minggu waktu saya berkunjung) menyediakan 27 rasa varian es krim. Sebutir seharga Rp12-ribu. Jangan bandingkan beli telur dadar di warteg dapat 5 lho yaaa.... Maklum, produk impor. Rasa-rasa yang unik antara lain manggis (mangosteen), talas (taro), nangka (jackfruit), dan delima (pomegranate). Ga tau juga kenapa setiap namanya diinggriskan.

Saya sarankan, jangan mengajak pacar nongkrong di situ ketika kantong kering. Karena, Anda pasti tak puas hanya 1—2 butir mochi saja. Ukuran perut laki-laki minimal enam butir sampai selusin laaah....

*Beberapa data diambil dari Kompas, Minggu 5 Desember 2010
** Mochiskrim=mochi es krim adalah istilah saya sendiri.

3 komentar:

  1. Wa, kapan ada mochikrim di Jogja? hiks, hiks. Pengin juga sejak baca artikelnya di Nova.

    BalasHapus
  2. wah lengkap sudah harimu..ngidam kesampaian dan merasakan sisi nikmat tp langka bertransjakarta :D

    BalasHapus
  3. niken: ntar bikin sendiri dulu yuk. Beli moci dan es krim walls. Hehehe...
    eny: yoi... hyuuk ke mochiskrim yang di jaksel :D (sambil kedip2 merayu)

    BalasHapus